Kamis, 31 Januari 2013

PENGENDALIAN HAMA WERENG COKLAT





Wereng coklat (Nilaparvata lugens) sampai saat ini masih dianggap sebagai hama utama pada pertanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim pertanaman. Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepat dosis dan tepat waktu aplikasi) turut memicu ledakan wereng coklat.Hal ini juga merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi (varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, penerapan IP >200 dan sebagainya).Tergantung pada tingkat kerusakan, serangan wereng coklat dapat meningkatkan kerugian hasil padi dari hanya beberapa kuintal gabah sampai puso.
Kerusakan yang disebabkan
dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung.Secara langsung karena kemampuan serangga wereng coklat menghisap cairan jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati.Secara tidak langsung karena serangga wereng coklat dapat menjadi vektor virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Dengan menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkut tanaman padi wereng coklat dapat
menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh sejak fase bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisian).
Gejala yang tampak dari serangan wereng coklat dapat terlihat dari daun yang menguning kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar).Gejala ini dikenal dengan istilah hopperbum.Dalam suatu hamparan gejala hopperbum terlihat sebagai bentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat yang dimulai dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran.Dalam keadaan seperti ini populasi wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi. Langkah-langkah pencegahan hama wereng coklat secara umum dapat dilakukan dengan cara menggunakan variatas tahan, penanaman padi serempak dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas dan pengendalian dengan insektisida. Namun dengan melihat gejala kerusakan yang diakibatkan pada tanaman padi dipetakan sawah yang dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, maka pemberantasan hama ini perlu dilakukan dengan cara preventif, kuratif dan represif. (Latip).

Tidak ada komentar: